Sunday, March 13, 2011

Lumbung Pemain Muda Indonesia : Bakat Alam Ambon Manise, Brasilnya Indonesia

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1317592.jpg


Tak salah bila PSSI menetapkan Maluku sebagai salah satu fokus pembinaan pemain muda di Indonesia, yang dipusatkan di kota Ambon, Brasilnya Indonesia.

Bukan tanpa alasan Ambon dipilih menjadi salah satu dari 14 kota fokus penghasil pemain muda Indonesia.

Generasi demi generasi terus melahirkan pesepakbola berprestasi. Era 60an, Timisela bersaudara, Pietje, Hengky dan Max seolah menjadi maskot Ambon, bahkan saat itu, andai Presiden Soekarno tidak melarangnya, Max dipastikan mengenakan kostum Werder Bremen

Pada era 1980an, nama Bertje Matulapelwa menjadi besar seiring membesarnya prestasi Timnas Indonesia. Di tahun 1987, Pemain asal klub legendaris Puspa Ragam itu menjadi salah satu kunci sukses Tim Garuda menjuarai SEA Games 1987, gelar pertama Indonesia di ajang Asia Tenggara itu.

Siapa pula yang tak kenal Ronny Pattinasarany, Jacob Sihasale, Yopie Leepal dan John Simon. Kendati nama mereka besar di luar Ambon, para pemain ini menegaskan bakat alam yang dimiliki wilayah tersebut.

Generasi demi generasi berlalu, namun Maluku tetap konstan memunculkan pemain-pemain bertalenta tinggi. Rochy Puttiray dan sang adik, Charles, menjadi rebutan klub-klub liga Indonesia. Bahkan di penghujung karirnya pun, Rochy mencatatkan sejarah sebagai satu-satunya pemain Asia Tenggara yang pernah membobol gawang AC Milan.

Kala itu, Rochy melakoni partai persahabatan dengan klub Hongkong FC Kitchee. Tak tanggung-tanggung, dua gol yang dilesakkannya membuat Milan takluk 2-1.

Reinald Pieterz dan Kahiril ‘Pace’ Anwar Ohorella, yang dulu menjadi tulang punggung Persebaya Surabaya saat merebut gelar juara liga Indonesia, juga pernah membela Timnas. Bahkan Pace menjadi tim inti yang memperkuat trio pertahanan Tim Garuda saat dibesut Henk Wullems.

Banyak lagi darah Ambon yang sempat dan masih berkibar di liga Indonesia. Sebut saja Imran Nahumamury, Maully Lessy, Rahel Tua Salamony, Bakrie Umarela, Ritam Madubun, Leonard Tupamahu, Ricardo Salampessy hingga TA Musafry.

Belum juga Leonard, Salampessy dan Musafry melewati mas produktifnya, muncul nama M. Abduh Lestaluhu. Pemain berusia 17 tahun asal SSB Gamalam Ternate, Maluku Utara, itu direkrut timnas Indonesia U-19 untuk berlatih di Uruguay selama satu tahun.

Subhan Kodja, sang pelatih, mengungkapkan selain Abduh, dua pemainnya yang lain, Rafiq Hadafi dan Mustaqim Ohorella, kini menempuh pendidikan di Ragunan. Sebelumnya, kedua pemain tersebut memperkuat U-16 di Uzbekistan.

Sebuah acungan jempol patut diberikan bagi Ambon, yang tak mempunyai satu pun klub yang berkiprah di Liga Super Indonesia, bahkan di Divisi Utama sekalipun. Hal ini juga yang menjadi kegundahan Subhan. Ia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara lebih memberi perhatian kepada atlet berprestasi di daerah ini.

“Jujur, ini bagian dari kekecewaan kami terhadap Pemprov Malut, kalau ada even semua pemain kita diambil, namun kontribusi ke klub tak pernah ada,” katanya, seperti dinukil dari Antara.

Mungkin tidak banyak yang tahu, bagaimana Ambon bisa konsisten melahirkan pemain-pemain berbakat, meski tak ada klub di liga Indonesia. Tak seperti anak-anak di Ibukota, yang kekurangan lahan, setiap hari anak-anak Ambon melampiaskan hasrat menggocek si kulit bundar di pesisir pantai. Hmm, mengingatkan kita akan bintang-bintang Samba Brasil, Ronaldinho, Robinho dan lainnya, yang juga melatih skil individunya di atas pasir putih.

Seperti di beberapa daerah lain di Indonesia, pembinaan lebih banyak bergantung pada kepedulian pihak swasta, bahkan asing.

Jim Pentury, warga Belanda berdarah Maluku sedang mengkaji pembangunan sekolah sepak bola di Ambon.

"Kami telah merintis program tersebut sejak 2005 dengan kehadiran pelatih KNVB Belanda, Bert Pentury yang memberi latihan kepada sejumlah pelatih maupun pemain sepakbola daerah ini ," kata direktur Mobilae Maluku Foundation itu saat berkunjung ke Ambon November silam.

Namun Jim mengingatkan agar pemerintah tidak lepas tangan. "Pemprov Maluku perlu memotivasi swasta maupun pencinta sepakbola daerah ini agar memiliki tangggung jawab moril dan siap menyumbangkan dana untuk kelangsungan sekolah tersebut," katanya.





sumber :http://bola.inilah.com/read/detail/1317592/bakat-alam-ambon-manise-brasilnya-indonesia

No comments:

Post a Comment